Di Forum Pemuda Internasional, Founder Juris Polis Institute Athari Farhani Dorong Pemuda Jadi Arsitek Regulasi Global

 

Di Forum Pemuda Internasional, Founder Juris Polis Institute Athari Farhani Dorong Pemuda Jadi Arsitek Regulasi Global


Moskow, Federasi Rusia I NUSANTARATALK.ID  – Dalam gelaran International Youth Forum atau Forum Pemuda Internasional bertema Generation of Unity (Generasi Persatuan), pendiri Juris Polis Institute (JPI), Athari Farhani, menegaskan pentingnya peran anak muda sebagai penerjemah antara dunia laboratorium dan dunia legislasi, sekaligus sebagai jembatan penghubung antara sains dan kebijakan publik, Jumat (19/09/2025). 


Forum ini merupakan bagian terintegrasi dari World Public Assembly (Majelis Publik Dunia) yang untuk pertama kalinya digelar dengan tema New World of Conscious Unity (Dunia Baru Kesadaran untuk Bersatu) pada 19–21 September 2025. Kegiatan ini juga bertepatan dengan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 dan peringatan Hari Perdamaian Internasional pada 21 September 2025.


Athari menekankan bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan harus dapat diakses secara adil tanpa diskriminasi karena keduanya merupakan fondasi pembangunan berkelanjutan. “Sebagai mahasiswa dan praktisi, saya menyaksikan peneliti muda masih menghadapi tantangan klasik seperti pendanaan terbatas, infrastruktur minim, dan birokrasi yang membelenggu. Riset sering terjebak pada pencapaian target administratif alih-alih menciptakan dampak sosial atau kolaborasi global,” ujarnya dalam sesi strategis bertajuk Education and Science: New Horizons of Development.


Menurut dosen Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma itu, regulasi riset dan pendidikan tinggi harus menjadi “hukum yang hidup” yang adaptif terhadap kebutuhan pembangunan. Pemuda, kata Athari, memiliki mandat moral untuk menjadi arsitek perubahan, bukan sekadar penonton. Kerja sama lintas batas antar pemuda menjadi kunci dalam membangun jembatan antarbangsa dan melahirkan inovasi yang bermanfaat bagi umat manusia.


“Kita membutuhkan regulasi yang mempermudah, mulai dari pendanaan riset yang sederhana dan akuntabel, kerangka hukum yang melindungi kolaborasi internasional-termasuk hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi—hingga kebijakan yang mendorong riset interdisipliner. Melalui jaringan global yang kita bangun di forum ini, kita bisa memastikan pendidikan dan sains menjadi fondasi kokoh bagi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan,” tegas Athari, mahasiswa program doktoral RUDN University sekaligus penulis sejumlah jurnal hukum.


Di Forum Pemuda Internasional, Founder Juris Polis Institute Athari Farhani Dorong Pemuda Jadi Arsitek Regulasi Global


Selain Athari, delegasi Indonesia juga diwakili oleh Safina Lutfiah Zahro (Head of Indonesia BRICS+ International School), Rifki Kusuma Wardana (Ketua Unit Penjaminan Mutu PPI Dunia sekaligus Ketua Asosiasi Mahasiswa Internasional Kazan Federal University), dan Teguh Imanullah (Ketua Badan Perwakilan KNPI untuk Federasi Rusia).


Baca Juga:

Tinggalkan Ketungau, Masyarakat Lepaskan Noven Honarius Dengan Air Mata  
Lindungi Santri, Tegakan Hukum, Jaga Marwah Pesantren!


 

Resolusi hasil diskusi International Youth Forum ini akan disampaikan dalam sidang pleno World Public Assembly pada 21 September 2025.


World Public Assembly sendiri diikuti lebih dari 4.000 peserta dari lebih 100 negara. Forum ini menjadi wadah bagi organisasi masyarakat dan LSM global untuk bertukar pengalaman konkret, dengan tujuan membentuk kemitraan internasional baru yang berlandaskan tanggung jawab bersama, moralitas, dan penghormatan terhadap nilai budaya tiap bangsa. Keikutsertaan pemuda Indonesia difasilitasi oleh KNPI, yang diundang sebagai mitra strategis penyelenggara dalam bidang kepemudaan. (Red).


Lebih baru Lebih lama