Iklan

Webinar Nasional Preposisi : Investasi Pemberdayaan Perempuan di Indonesia Timur

 

Webinar Nasional Preposisi : Investasi Pemberdayaan Perempuan di Indonesia Timur


NUSANTARATALK.ID - Cmelaksanakan Webinar dengan tema : Investasi Pemberdayaan Perempuan di Indonesia Timur. Hal ini guna mengukur capaian pembangunan manusia berbasis kesetaraan gender pada daerah yang masih tertinggal.


Kawasan Indonesia Timur merupakan daerah dengan keunggulan kekayaan sumber daya alam, artinya daerah ini memiliki potensi besar untuk menopang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.Untuk itu, pemanfataan sumber daya alam seyogyanya juga dilakukan beriringan dengan pemberdayaan manusianya khususnya perempuan. Dengan memberdayakan perempuan, kita tidak hanya mengurangi kesenjangan gender, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan daya saing wilayah Indonesia Timur serta secara keseluruhan membangun ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.


Dengan melihat banyaknya masalah yang dialami Perempuan saat ini, Preposisi mengambil langkah untuk berinvestasi mendorong kemajuan perempuan khususnya diIndonesia Timur. 


Menuju Indonesia Emas 2045. Kita harus terus bergerak mengejar ketertinggalan, memperbaiki sistem pendidikan, serta mempertajam agenda dan prioritas berbasis kebutuhan daerah terkhususnya dalam hal pembangunan sumber daya manusia. Kawasan Indonesia Timur adalah daerah kepulauan, daerah penghasil sumber daya alam butuh pendekatan pembangunan sistem pendidikan dan pembangunan sumber daya alam (SDM) yang lebih diprioritaskan oleh pemerintah, kata Founder Preposisi Natalia Mahudin S,E., M.,E pada Sambutannya.


Lebih lanjut Natalia menambahkan Jika kita bersama, berkolaborasi akan lebih banyak perempuan yang percaya akan masa depan lebih baik. Hal ini sesuai dengan motto dan nilai yang dipercaya oleh Preposisi, bersama sama saling mendorong, berjejaring, saling membesarkan, saling memberdayakan kita semua berjalan menuju kemajuan perempuan Indonesia. Jika bersama lebih baik, lebih kuat mengapa kita harus berjalan sendiri sendiri. 



Pada sambutan selanjutnya  yang disampaikan Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Republik Indonesia Dr. Iip Ilham Firman mengatakan bahwa Investasi pemberdayaan Perempuan perlu dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, NGO dan publik artinya kerja sama seluruh pihak dan juga upaya pemberdayaan perempuan yang diletakkan dalam konteks kesetaraan gender perlu memperhatikan indeks-indeks utama dalam pengukuran kesetaraan gender. 


Selanjutnya, Narasumber yang pertama anggota DPR RI Fraski PDI Perjuangan Daerah Pemilihan Maluku Utara  Irine Yusiana Roba Putri S.Sos., Mcomn & MediaSt, beliau sangat senang diberikan kesempatan bicara tentang Investasi pemberdayaan Perempuan  yang hari ini memiliki peran strategis didalam negara tetapi beban pengurusan rumah tangga selalu dibebankan kepada perempuan sehingga kehadiran perempuan di ranah publik masih sangat sedikit untuk menyeimbangkan itu semua perempuan harus diberikan akses seluas-luasnya untuk pendidikan dan kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Perempuan juga harus diberikan akses dan kesempatan dalam  pendidikan, pelatihan hingga kebijakan dan program dari negara kata ibu Irine Yusiana Roba Putri.


Ragam kebijakan yang dihasilkan baik dari pemerintah maupun di masyarakat masih mengabaikan kondisi dan kepentingan perempuan. Misalnya perempuan papua yang menjadi kelompok yang mengalami beban berlapis, mulai dari pemiskinan secara struktural hingga peminggiran dalam berbagai keputusan. Terkait isu HAM di tanah Papua juga sangat bias laki-laki, dimana segala sesuatu ditentukan oleh laki-laki, paparan dari Pdt Sylvana Apituley M.Th Komisioner Komisi Perlindungan Anak Republik Indonesia 


Narasumber ketiga yaitu mantan Runner Up Putri Indonesia Tahun 2020 dr Yoan mengatakan setiap perempuan harus belajar menerima dirinya. Seumpama mutiara dari timur hal-hal yang bisa dimulai oleh perempuan dengan be empowered, be ready, be yourself, and be yoUnique. Perempuan dari timur harus belajar menerima diri meskipun secara fisiologis kita tidak memenuhi standar kecantikan yang telah ditetapkan. Untuk itu memberdayakan diri menjadi penting untuk perempuan  Indonesia timur dengan mulai dari proses penerimaan diri.


Selama Webinar semua peserta aktif dan antusias mendengarkan paparan materi dari Narasumber yang luar biasa, sungguh menambah wawasan baru dan mengubah perspektif terhadap perempuan. Webinar ini dihadiri  peserta dari latar belakang berbeda Mahasiswa, Organisasi, aktivis Perempuan dan asal daerah. (Rilis).

Lebih baru Lebih lama