Tarakan, Nusantaratalk.Id - Kabut asap yang mulai menyelimuti Kalimantan Utara, diduga dampak dari daerah lain. Hal ini membuat jarak pandang berbeda dari normalnya dan terdapat titik panas yang bersumber dari Kaltara. Karena faktor angin pula, maka kabut asap ini masih berpotensi melanda Kaltara.
Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan, mengungkap sumber kabut asap ini berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan dan Tengah.
Kepada Nusantaratalk.id, Forecaster On Duty BMKG Muhammad Hermansyah, S.Tr menjelaskan bahwa faktor merebaknya kabut asap ke Kaltara yakni angin bertiup dari arah Tenggara hingga Selatan, sehingga kabut asap yang berasal dari Kalimantan Selatan dan Tengah ini terbawa ke Kaltara.
Terkait kondisi kabut asap beberapa hari ke depan, menurutnya BMKG belum dapat memastikan dengan tepat.
"Karena faktor arah angin menjadi penentu terhadap pergerakan kabut asap ini. Selama arah angin masih bertiup dari Tenggara hingga Selatan, maka di Kalimantan Utara masih berpeluang besar menerima kabut asap kiriman dari Kalimantan Selatan dan Tengah,"jelasnya pada Selasa 3 Oktober 2023.
BMKG pun membenarkan, bahwa kabut asap kiriman ini menyebabkan jarak pandang semakin berkurang dari keadaan normalnya. Selain itu, juga terdapat titik panas yang berada di Kaltara.
Namun demikian, titik panas terbanyak berada di Kalimantan Selatan dan Tengah.
"Sementara ini jarak pandang masih dalam kategori aman. Untuk titik panas di wilayah Kalimantan Utara berada di daerah Tanjung Palas Timur, namun peluang titik panas ini menjadi titik kebakaran berada di kisaran 30% - 80%," tambahnya melalui pesan seluler.
Sama halnya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara, penyebab kabut asap ini diduga besar dari luar Kaltara. Dijelaskan Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, Robby Yuridi Hatman, pihaknya meyakini sumber titik panas terbesar dan terluas yakni dari Kalteng dan Kalsel.
"Dominan kabut asap kiriman dari Kalteng dan Kalsel. Karena dominasi arah angin dari arah tenggara dan selatan, maka pergerakannya cenderung bergerak ke arah barat laut dan utara," ucap Robby kepada Nusantaratalk.id, Selasa 3 Oktober 2023.
BPBD Kaltara kata Robby, tak tinggal diam agar dampak kabut asap ini dapat terantisipasi. Pihaknya berjibaku agar masyarakat dapat terhindar dari polusi udara.
BPBD juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menggunakan masker jika keluar rumah. Kemudian ia meminta masyarakat menghentikan pembakaran lahan agar tidak meningkatkan ambang asap diudara. Selain itu, pihaknya mengajak para Lurah dan Kepala Desa untuk menghimbau masyarakat tidak membakar lahan. Serta juga KPH dapat meningkatkan patrol Karhutla.
"Saya menugaskan Satgas PB BPBD Kaltara untuk membagi masker di lampu merah, setidaknya untuk mengingatkan masyarakat untuk melindungi diri dari kabut asap yang dapat menyebabkan sakit pernafasan," pungkas Kalak BPBD Kaltara itu.
Reporter : Kristianto Triwibowo